Dari Surau Membangun Peradaban

ISLAM PERIODE KLASIK PART III

 

Gambar diambil dari nasional.okezone.com

ABBASIYAH

LATAR BELAKANG

1.      Penolakan terhadap kebijakan Umayyah 1;

ü  Membedakan Arab dengan non Arab (Mawali)

ü  Bangsa yang dikuasai harus membayar denda

ü  Mualaf wajib membayar jisyah/pajak

ü  Tidak melibatkan khawarij, syiah dan mawali dalam pemerintahan

2.      Muhammad ibn Ali dari bani Abbas menjadikan Kuffah sebagai tempat penyusunan kekuatan;

ü  Mendapat dukungan dari kelompok Mawali

ü  Mendapat dukungan dari Syiah

3.      Pengambil alihan pemerintahan dilakukan dimasa kepemimpinan Marwan ibn Muhammad.

4.      Marwan terbunuh di Fustat (Mesir) pada 750 M

5.      Secara de facto wafatnya Marwan merupakan berdirinya Abbasiyah

 

IDENTITAS DAULAH ABBASIYAH

1.      Didirikan oleh Abu Abbas al-Shaffah

2.      Dibantu oleh Abu Muslim al-Khurasani (Panglima dari Persia)

3.      Berkuasa Hampir 6 Abad (5,5 Abad)

4.      Dengan 37 Khalifah dan Empat Periode;

ü  Pengaruh Persia (750-847 M);

1)      Khalifah Abu Abbas al-Safah (750-754 M)

2)      Khalifah Abu Ja’far al-Mansur (754-775 M)

3)      Khalifah al-Mahdi (775-785 M)

4)      Khalifah al-Hadi (785-786)

5)      Khalifah Harun al-Rasyid (786-809)

6)      Khalifah al-Amin (809-813 M)

7)      Khalifah al-Makmun (813-833)

8)      Khalifah al-Muktasim (833-842 M)

9)      Khalifah al-Wasiq (842-847 M)

ü  Peranan Turki (847-944 M)

10)  Khalifah al-Mutawakkil (847-861 M)

11)  Khalifah al-Muntasir (861-862M)

12)  Khalifah al-Mustain (862-866 M)

13)  Khalifah al-Muktaz (866-869 M)

14)  Khalifah al-Muhtadi (869-870 M)

15)  Khalifah al-Muktamid (870-892 M)

16)  Khalifah al-Muktadid (892-902 M)

17)  Khalifah al-Muktafi (902-908 M)

18)  Khalifah alMuktadir (908-932 M)

19)  Khalifah al-Kahir (932-934 M)

20)  Khalifah al-Radhi (934-940 M)

21)  Khalifah al-Muttaqi (940-944 M)

ü  Bani Buwaihi (944-1075 M)

22)  Khalifah al-Mustakfi (944-946 M)

23)  Khalifah al-Muthi’ (946-974 M)

24)  Khalifah al-Tha’i (974-991 M)

25)  Khalifah al-Kadir (991-1031 M)

26)  Khalifah al-Qaim (1031-1075 M)

ü  Turki Bani Saljuk (1075-1258 M)306

27)  Khalifah al-Muqtadi (1075-1084 M)

28)  Khalifah al-Mustazhir (1084-1118 M)

29)  Khalifah al-Mustasid (1118-1135 M)

30)  Khalifah al-Rasyid (1135-1136 M)

31)  Khalifah al-Muqtafi (1136-1160 M)

32)  Khalifah al-Mustanjid (1160-1170)

33)  Khalifah al-Mustathi’ (1170-1180)

34)  Khalifah al-Nasir (1180-1224 M)

ü  Tidak Dipengaruhi oleh Siapapun

35)  Khalifah al-Zahir (1224-1226 M)

36)  Khalifah al-Mustansir (1226-1242 M)

37)  Khalifah al-Muktasim (1242-1258 M

5.      Periode pertama puncak keemasan dan kesalahan al-Watsiq adalah mengangkat perwira turki bernama Asyam – tentara Turki semakin banyak masuk dalam pasukan Abbasiyah dan mendominasi pemerintahan – periode kedua sampai keempat peran khalifah semakin berkurang – kegiatan keagamaan dan keilmuan juga berkurang – periode ketiga dimuali dengan berdirinya Daulah Buwaihiyah hingga masuk ek Baghdad – periode ketiga ini disebut dengan periode Persia kedua – masuknya Daulah Saljuk ke Baghdad mulai periode keempat – periode keempat disebut dengan periode Turki kedua – setelah Daulah Saljuk dibawah kepemimpinan Khawarizm Syah mengakhiri pengaruhnya di Abbasiyah maka Abbasiyah mulai berdiri sendiri tanpa pengaruh dari siapapun ini periode kelima – periode ini wilayah Abbasiyah tinggal sedikit dan kekuatan militer sangat lemah – Abbasiyah berakhir dengan serangan Hulaghu Khan tahun 1258 M.

6.      Bersamaan dengan Abbasiyah juga berjalan kerajaan lain seperti;

ü  Umayyah di Andalusia

ü  Thuluniyah di Mesir

ü  Ikhsyidiyah di Mesir

ü  Fathimiyah di Mesir

ü  Ayubiyah di Mesir

7.      Dinamakan Abbasiyah mengambil dari nama salah satu paman Nabi Muhammad yaitu Abbas. Karena pendirinya adalah keturunan Abbas ibn Abdul Muthalib.

 

KHALIFAH YANG MENONJOL

1.      Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas (Abu al-Abbas al-Saffah)

·      Khalifah pertama

·      Seorang revolusioner yang melindungi non-Muslim dan non-Arab

·      Mendirikan prabrik kertas pertama di Samarkand

2.      Abu Ja’far Al-Manshur

·      Khalifah ke-2 dan merupakan saudara khalifah pertama

·      Ketika Abu al-Abbas al-Saffah meninggal sedang melaksanakan ibadah haji dengan Abu Muslim al-Khurasani

·      Mengatur politik dan siyasat Daulah Abbasiyah dan menata pemerintahan dengan rapi

·      Kehidupan masyarakat berjalan tenteram, aman dan makmur

·      Stabilitas politik dalam negeri cenderung aman dan terkendali, tidak ada gejolak politik.

·      Sangat hati-hati dalam melangkah dan mengambil sikap terhadap pihak-pihak yang berseberangan dengan kebijakan khalifah

·      158 H berangkat Haji. Namun dalam perjalanan ia sakit lalu meninggal dunia.

·      Wafat dalam usia 63 tahun dan menjadi Khalifah selama 22 tahun. Jenazahnya kemudian dibawa dan dikebumikan di Baghdad

3.      Muhammad al-Mahdi

·      Diangkat jadi khalifah atas wasiat ayahnya

·      Dermawah dan pemurah. Pemerintahan sangat stabil.

·      Berhasil mencapai kemenagan dengan orang-orang Romawi dibantu anaknya Harun al-Rasyid

·      Ketika sampai di pantai Marmarah melakukan perjanjian dengan Kaisar Agustine yang siap membayar Jizyah (Pajak)

·      Meninggal pada tahun 169 H/785 M. Memerintah lebih dari 10 tahun.

4.      Harun al-Rasyid

·      Disebut dengan mutiara Daulah Abbasiyah dan pemberani

·      Meskipun berasal dari Abbasiyah memiliki kedekatan dengan bani Barmak dari Persia (Iran)

·      Pemerintahannya dikenal dengan The Golden Age of Islam

·      Baghdad berubah menjadi pusat ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, perdagangan, politik, wilayah kekuasaan, dan peradaban Islam.

·      Memimpin selama 23 tahun (786 M - 809 M)

·      Menjadi Khalifah 22 tahun, dan wafat dalam usia yang juga masih muda, yaitu 45 tahun. Wafat pada tahun 193 H/809 M.

·      Negara dalam keadaan makmur dengan memiliki kekayaan 900 juta dirham

 

PENYEBARAN WILAYAH DAULAH ABBASIYAH

1.      Baghdad, Isfahan, Tabaristan, Ghasnah, Halab, Bukhara merupakan pusat peradaban

2.      Kerajaan Ghana yang beralih ke pangkuan Daulah Abbasiyah pada tahun 1067 M, sehingga menjadi negeri yang makmur.

3.      Harun Al-Rasyid (170 H/193 H-786 M/809 M) diplomatik terjalin baik dengan raja Charlemagne (Perancis).

4.      Memberikan kebebasan dan jaminan keamanan bagi orang-orang Nasrani yang ingin berziarah ke Bait al-Maqdis.

 

PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

1.      Gerakan penerjemahan mulai digalakan dimasa al-Mansur dengan menerjemahkan buku-buku kuno peradaban sebelum Islam

2.      Khalifah Al-Mansur melakukan penerjemahan secara besar-besar buku-buku kuno dari Romawi, Persia dan India dengan menimbang buku seharga emas.

3.      Faktor kemajuan Daulah Abbasiyah

·      Politik

ü Pindahnya ibu kota negara dari Al-Anbar (Al-Hasyimiyah) ke Bagdad yang dilakukan oleh Khalifah al-Mansur.

ü Banyaknya cendekiawan yang diangkat menjadi pegawai pemerintah dan istana.

·      Sosiografi

ü Meningkatnya kemakmuran umat Islam

ü Luasnya wilayah kekuasaan Islam menyebabkan banyak orang Romawi dan Persia yang masuk Islam dan kemudian menjadi Muslim yang taat.

ü Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan.

ü Adanya gerakan penerjemahan buku filsafat dan ilmu dari peradaban Yunani dalam Bait al-Hikmah sehingga menjelma sebagai pusat kegiatan intelektual.

4.      Indikator kemajuan Abbasiyah

·      Perkembangan Ilmu Keagamaan

ü Sistematisasi cabang keilmuan (Tafsir, Hadits, dan Fiqh) dimulai 143 H

ü Ulama yang terkenal;

a)      Ibnu Juraij (w. 150 H) yang menulis kumpulan hadis di Mekah

b)      Malik bin Anas (w. 171 H) yang menulis Al-Muwatta’ di Madinah

c)      Al-Awza`i di wilayah Syam

d)     Ibnu Abi `Urubah dan Hammad bin Salamah di Basrah

e)      Ma`mar di Yaman

f)       Sufyan al-Tsauri di Kufah

g)      Muhammad bin Ishaq (w. 151 H) yang menulis buku sejarah (AlMaghazi)

h)      Al-Layts bin Sa’ad (w. 175 H)

i)        Abu Hanifah.

ü Ilmu tafsir menjadi ilmu mandiri yang terpisah dari ilmu Hadis. Buku tafsir lengkap dari al-Fatihah sampai al-Nas juga mulai disusun;

1)      Yahya bin Ziyad al-Dailamy (Al-Farra)

2)      `Abd al-Razzaq bin Hammam al-San`ani (w. 211 H)

ü Fiqh, tokoh yang disebut sebagai empat imam mazhab;

1)      Abu Hanifah (w.150 H)

2)      Malik bin Anas (w. 179 H)

3)      Imam As-Syafi`i (w. 204 H)

4)      Ahmad bin Hanbal (w. 241 H)

ü Perkembangan Hadits;

1)      Sejarah penulisan hadis-hadis Nabi yang memunculkan tokoh-tokoh Ibnu Juraij, Malik bin Anas, juga al-Rabi` bin Sabih (w. 160 H) dan Ibnu Al-Mubarak (w. 181 H).

2)      Awal abad ketiga penulisan hadis Nabi dalam bentuk musnad;

a)      Ahmad bin Hanbal

b)      `Ubaidillah bin Musa al-`Absy al-Kufi

c)      Musaddad bin Musarhad al-Basri

d)     Asad bin Musa al-Amawi

e)      Nu`aym bin Hammad al-Khuza`i.

3)      Mengklasifikasi kualitas hadits hasil dari penelitian;

a)      AlBukhari (w. 256 H)

b)      Muslim (w. 261 H)

c)      Ibnu Majah (w. 273 H)

d)     Abu Dawud (w. 275 H)

e)      At-Tirmizi (w. 279 H)

f)       An-Nasa’i (w. 303 H)

ü Ilmu sejarah;

1)      Dipelopori oleh Ibnu Ishaq (w. 152 H)

2)      Ibnu Hisyam (w. 218 H)

3)      Muhamad bin `Umar al-Waqidi (w. 207 H) dengan At-Tarikh al-Kabir dan Al-Maghazi. Buku yang pertama dinyatakan hilang, meski isinya masih direkam oleh sejarawan Ath-Thabari (838-923 M).

4)      Muhamad bin Sa’ad (w. 230 H) dengan At-Tabaqat al-Kubra

5)      Ahmad bin Yahya al-Baladzuri (w. 279 H) yang menulis Futuh al-Buldan

·      Perkembangan Pengetahuan dan Sains

ü Filsafat (Penerjemahan filsafat Aristoteles dan Plato ke bahasa Arab);

1)      Abu Yusuf Ya'qub Ibnu Ishaq Al-Sabah Al-Kindi (811-874 M)

2)      Abu Nasir al-Farabi (870-950 M)

3)      Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali (1058-1111 M).

ü Kedokteran

1)      ‘Abu Ali Muhammad al-Hasan bin al-Haitham atau Ibnu Hazen (965-1039 M), ahli mata dengan karya optics

2)      Abu Musa Jabir bin Hayyan Al-Kuffi As-Sufi (721-815 M) / Kimia

ü Matematika

1)      Abu Ja'far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi (780-850 M), AlKhawarizmi dengan al-Jabr wa al-Mukabala. Dari bukunya inilah berasal istilah aljabar dan logaritma dalam matematika.

2)      Abu al-Abbas Ahmad bin Muhammad bin Kathir al-Farghani (833-870 M) meneliti diameter bumi dan jarak antar planet (Harakat al-Samawiyya wa Jawami Ilm al-Nujum)

3)      Abu Raihan Al-Biruni (973- 1048 M) berhasil membuat rumus kalkulus yang ditemukan oleh Tsabit ibn Qurrah dengan bukti geometris. Orang barat klaim ini penemuan Isaac Newton

ü Sejarah

1)      Muhammad bin Ishaq bin Yasar (704-768 M)

2)      Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam bin Ayyub Al-Himyari AlMuafiri Al-Basri (Ibnu Hisyam w. 834 M)

3)      Abu Abdullah Muhammad bin Umar Al-Waqidi (747-823 M)

4)      Abdullah bin Muslim bin Qutaibah al-Dainuri al-Marwazi (Ibnu Quthaibah, 828-889 M)

5)      Abu Ja'far Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib al-Amali ath-Thabari (At-Thabari, 838-923 M).

ü Ilmu Bumi dan Geografi

1)      Ahmad bin Abi Ya'qub Ishaq bin Ja'far bin Wahab bin Waddih (al-Yakubi, w. 897 M) dengan al-Buldan

2)      Abul Qasim Ubaidullah bin Abdullah bin Khurdadzbih (Ibnu Kharzabah, k. 820–912 M) dengan al-Mawalik wa al-Mawalik

3)      Abu al-Mundhir Hisham bin Muhammed bin al-Sa'ib bin Bishr al-Kalbi (Hisham al-Kalbi, 737-819 M) terkenal pada abad ke-9 M, khususnya dalam studinya mengenai bidang kawasan Arab.

ü Astronomi

1)      Muhammad bin Ibrahim bin Habib bin Samra bin Jundab al-Fazari (Al Fazari, w. 796 M) astrolob atau alat yang pergunakan untuk mempelajari ilmu perbintangan pertama di kalangan muslim

2)      Muhammad bin Musa alKhawarizmi

3)      al-Farghani

4)      al-Bathiani

5)      al-Biruni

6)      Abdurrahman as-Sufi.

·      Perkembangan Peradaban dan Budaya

ü Sosial dan Budaya

1)      Seni Arsitektur

a)      Istana Ukhaidir

b)      Al-Qasrul Zahabi (Tempat tinggal Khalifah al-Manshur)

c)      Jawsaq al-Khaqani (Istana Emas al-Mu’thasim Billah)

d)     Qasrul Khuldi

e)      Qashrul ‘Ashiq

f)       Kota Baghdad, Samarra dan lain-lainnya

2)      Sastra

a)      Abu Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami atau yang dikenal dengan panggilan Abu Nawas (756-814 M)

b)      Abu Athahiyah (748-826 M)

c)      Al-Mutanabbi (915-965 M)

d)     Ibnu Muqaffa (720-756 M).

e)      Kalilah wa Dimmah salah satu karya yang masih bisa dibaca sampai sekarang

3)      Musik

a)      Yunus bin Sulaiman (713-785 M)

b)      Khalil bin Ahmad (w. 791 M)

c)      Abu Nasir Muhammad bin al-Farakh bin Uzlagh al-Farabi (870-950 M) pencipta teori musik Islam;

d)     Ishak bin Ibrahim Al Mausully (w. 850 M) yang telah berhasil memperbaiki musik Arab jahiliyah dengan sistem baru. Penulis kitab Alhan wa al-Angham (buku not dan irama). Dijuluki Imam alMughanniyin (Raja Penyanyi).

4)      Politik dan Militer

a)      Melibatkan banyak bangsa

b)      Membentuk diwan al-jundi (kementrian pertahanan dan keamanan)

5)      Pembangunan dan tempat ibadah

a)      Pusat peradaban Islam adalah Bagdad dan Samarra (Baghdad dirikan olehKhalifah Abu Ja’far al-Mansur (754-775 M) terletak di tepi sungai Tigris. Samarra terletak di sebelah timur kota Tigris kurang lebih 60 km dari Bagdad. Suasana kota sangat nyaman, indah dan teratur. Nama Samarra diberikan oleh Khalifah al-Mansur.

b)      Madrasah (An-Nizamiyah); didirikan oleh Nizam al-Mulk beliau seorang perdana menteri pada tahun 456-486 H. Madrasah banyak terdapat dikota-kota antara lain di Bagdad, Isfahan, Nisabur, Basra, Tabristan, Hara dan Mosul

c)      Kuttab; merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar sampai menengah

d)     Masjid; Masjid pada umumnya dijadikan sebagai tempat belajar tingkat tinggi dan takhasus

e)      Majelis Munazarah; Merupakan tempat pertemuan para pujangga, ahli fikir dan pada sarjana untuk membahas masalah-masalah ilmiah, majelis ini dapat dijumpai di kota-kota besar lainya

f)       Baitul Hikmah; Tempat ini merupakan perpustakan pusat, yang di bangun oleh khalifah Harun al-Rasyid dan di lanjutkan oleh khalifah AlMakmun

SISTEM PEMERINTAHAN DAULAH ABBASIYAH

·         Pimpinan Pemerintahan

1)      Dipimpin Khalifah sebagai pemimpin tertinggi. Dibantu oleh Wizarat yang dijabat oleh Wazir (perdana menteri).

2)      Dibentuk Diwanul Kitabah yang dipimpin oleh Raisul Kuttab dan dibantu oleh beberapa sekretaris;

a)      Katibur Rasail (Sekretaris Urusan Pesuratan)

b)      Katibul Kharraj (Sekretaris Urusan Keuangan/pajak)

c)      Katibul Jundi (Sekretaris Urusan Tentara)

d)     Katibul Syurthah (Sekretaris Urusan Kepolisian)

e)      Katibul Qadha (Sekretaris Urusan Kehakiman)

3)      Wazir dibantu beberapa Raisud Diwan;

a)      Diwan Al Kharraj, (Departemen Keuangan/pajak)

b)      Diwan Ad Diyah, (Departemen Kehakiman)

c)      Diwan Az Zimasu, (Departemen Pengawasan Urusan Negara)

d)     Diwan Jundi, (Departemen Ketentaraan)

e)      Diwan Al Mawalywal Ghilman, (Departemen Perburuhan)

f)       Diwan Al Barid, (Departemen Perhubungan)

g)      Diwan Ziman an Nafaqaat, (Departemen Pengawasan Keuangan)

h)      Diwan Ar Rasail, (Departemen Urusan Arsip)

i)        Diwan An Nadhar Fil Madhalim, (Departemen Pembelaan Rakyat Tertindas)

j)        Diwan Al Akhdas Wasy Syurthah, (Departemen Keamanan dan Kepolisian)

k)      Diwan Al ‘Atha’ Wal Hawarij, (Departement Sosial)

l)        Diwan Al Akhasyam, (Departement Urusan Keluarga)

m)    Diwan Al Akarah, (Departement Pekerjaan Umum dan Tenaga)

·      Wilayah

1)      Sentralisasi tata usaha Negara (An-Nidhamul Idary Al-Markazy).

2)      Wilayah negara dibagi ke dalam beberapa provinsi, yang dinamakan Imarat, dengan gubernurnya yang bergelar Amir atau Hakim

3)      Imarat pada waktu itu ada tiga mazam, yaitu Imarat al-Istikfa, Imarat al-Khassah dan Imarat al-Istilau. Kepada wilayah hanya diberikan hak otonomi terbatas, yang mendapat hak otonomi penuh adalah desa yang disebut Al-Qurra dengan kepala desa yang bergelar Syekh Al-Quryah.

·      Tanda kebesaran dan kehormatan

1)      Tanda Kebesaran

a)      Al Burdah, Pakaian kebesaran

b)      AlKhatim yaitu Cincin atau Stempel

c)      Al-Qadhib atau semacam pedang

2)      Lambang Kehormatan

a)      Al-Khuthab, yaitu pembacaan doa bagi khalifah dalam khutbah jumat;

b)      As-Sikkkah, yaitu pencantuman nama khalifah atas mata uang

c)      Ath-Thiraz yaitu lambang khalifah yang harus dipakai oleh tentara, polisi dan para pejabat

·      Angkatan Perang (Diwan al-Jundi)

1)      Angkatan darat dan angkatan laut

2)      Al-Jundul Mustarziqah (tentara tetap dan bergaji) yang tinggal di asrama

3)      Al-Jundul Muthauwi`ah (relawan)

4)      Kesatuan tentara pada masa itu terdiri dari Arif (membawahi 10 prajurit), Naqib (membawahi 10 Arif), Qaid (membawahi 10 Naqib) dan Amir (membawahi 10 Qaid).

·      Baitul Mal

1)      Diwanul khazaanah yang mengurusi perbendaharaan Negara

2)      Diwanul Azra`u yang mengurusi kekayaan negara dan hasil bumi

3)      Diwanul Khazainu as-Silah yang mengurusi perlengakapan perang

·      Kehakiman

1)      Al-Qadha`u bergelar Al-Qadhi. Tugasnya mengurus perkara-perkara yang berhubungan dengan agama pada umumnya.

2)      Al-Hisbah bergelar Al-Muhtasib. Tugasnya menyelesaikan perkara-perkara yang berhubungan dengan masalah-masalah umum dan tindak pidana yang memerlukan pengurusan segera.

3)      An-Nadhar fil-Madhalim bergelar shahibul atau qadhil madhalim. Tugasnya menyelesaikan perkara-perkara banding dari kedua pengadilan pertama (Al-Qadhau dan Al-Hisbah)

KEMUNDURAN DAULAN ABBASIYAH

·      Faktor Internal

1)      Gaya hidup mewah penguasa

2)      Persaingan Antar Bangsa

3)      Kemerosotan Ekonomi

4)      Konflik Keagamaan

·      Faktor Eksternal

1)      Perang salib

2)      Serangan tentara Mongol ke wilayah kekuasaan Islam.

a)      1257 M Hulagu Khan mengirimkan ultimatum kepada Khalifah agar menyerah dan mendesak agar tembok kota sebelah luar diruntuhkan. Tetapi Khalifah tetap enggan memberikan jawaban

b)      1258 M Hulagu Khan menghancurkan tembok ibu kota. Khalifah alMu’tashim langsung menyerah dan berangkat ke tempat pasukan Mongolia. Setelah itu para pemimpin dan fuqaha juga keluar, sepuluh hari kemudian mereka semua dieksekusi.

c)      Hulagu beserta pasukannya menghancurkan kota Baghdad dan membakarnya. Terbunuhnya Khalifah al-Mu’tashim telah menandai babak akhir dari kepemimpinan Daulah Abbasiyah di Baghdad.

Share:
Location: Lubuklinggau, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar




Popular Posts

Recent Posts