Dari Surau Membangun Peradaban

ILMU KALAM PART I

SEJARAH ILMU KALAM
Gambar diambil dari geotimes.id

1.  Masa Rasulullah belum muncul firqah-firqah. Rasulullah melarang berbantah-bantahan Q.S.  Al-Anfal ayat 46

2.  Masa Khulafa’ al-Rasyidin – sidang di Tsaqifah bani Sa‘idah Abu Bakar terpilih jadi khalifah (Muncul Nabi Palsu, Pengingkar Zakat dan orang-orang Murtad) – Umar ibn Khattab jadi khalifah atas wasiat Abu Bakar.

·     Utsman ibn Affan terpilih jadi khalifah hasil musyawarah Ahlul Halli wal AqdiUtsman mereformasi administratur pemerintahan berdampak pada stabilitas – Utsman terbunuh disebut peristiwa al-Fitnah al-Qubra – pangkal munculnya firqah-firqah.

·     Ali ibn Abi Thalib menggantikan posisi Utsman sebagai khalifah – perang jamal dapat diselesaikan dengan baik – perang siffin diakhiri dengan Tahkim/Arbitrase) – kelompok Ali terpecah menjadi Khawarij dan Syi‘ah.

·       Perdebatan yang muncul tentang status pelaku dosa besar.

3. Wafatnya Ali terbentuk dualisme pemerintahan (Hasan dan Mu’awiyah) – Hasan menyerahkan kekhalifahan pada Mu’awiyah untuk persatuan umat – umat Islam Mulai tertarik mendiskusikan masalah Qadar. Muncul Jahm ibn Shafwan dengan aliran Jabariyah dan mendapat reaksi dari Ma’bad al-Juhani, Ghailan ad-Dimasyqi, dan Ja’ad bin Dirham dengan aliran Qadariyah.

4.    Masa Abbasiyah hubungan antara Arab dengan ‘Ajam makin luas – penerjemahan filsafat Yunani dan Persia ke bahasa Arab – munculnya Ilmu Kalam sebagai disiplin ilmu (Abu Hanifah menulis kitab al-Alim wa al- Muta’alim dan kitab al-Fiqhu al-Akbar karya Imam asy-Syafi’i). Ilmu Kalam sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri dimasa al-Ma’munMu’tazilah jadi aliran resmi pemerintahan dimasa al-Ma’mun, al-Mu’tashim, dan al-Watsiq – terjadi peristiwa Mihnah. Muncul reaksi dari Abu Hasan al-Asy’ari dengan faham Asy’ariyah dan Abu Mansur al-Maturidi dengan faham Maturidiyah.

5.   Pasca Abbasiyah, Asy’ariyah dan Maturidiyah berkembang dengan pesat – dua aliran ini dikenal dengan nama Ahlussunnah wal Jama’ah – abad ke-8 H muncul Taqiyuddin ibn Taimiyah  dengan gerakan salafi di Damaskus mengkritisi pemikiran Asy’ariyah – berkembang pemikiran Ibnul Qayyim al-Jauziyah, Jamaluddin al-Afghani, Rasyid Ridha, Muhammad Abduh, dan Muhammad bin Abdul Wahab.

6.    Peristiwa Tahkim/Arbitrase

·       Terjadi perang siffin berakhir dengan Tahkim/Arbitras (Ali mengutus Abu Musa al-Asy‘ari sedang Mu‘awiyah menutus Amr ibn ‘Ash)

·   Hasil Tahkim: Ali turun dari jabatan khalifah – Mu’awiyah turun dari jabatan gubernur Damaskus - Kekuasaan diserahkan kepada Umat

·    Abu Musa menyampaikan hasil Tahkim lebih dahulu, setelahnya Amr ibn ‘Ash dengan mengkhianati hasil perundingan.

·  Peristiwa Tahkim memecah umat menjadi 3 (Syiah, Khawarij dan kelompok Mu’awiyah)

·     Awalnya khawarij hanya mempersoalkan masalah politik – merembes ke masalah aqidah tentang pelaku dosa besar – bagi khawarij yang terlibat dalam peristiwa Tahkim telah Kafir – rencana pembunuhan terhadap Ali di Kuffah (Ibn Muljam), Mu’awiyah di Damaskus (Hajjaj ibn Abdullah), ‘Amr ibn ‘Ash di Mesir (‘Amr ibn Bakar) – Ali berhasil dibunuh, Mu’awiyah luka-luka, sedang ‘Amr ibn ‘Ash selamat tapi Kharijah terbunuh karena disangka ‘Amr ibn ‘Ash.

Share:
Location: Lubuklinggau, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar




Popular Posts

Recent Posts