Dari Surau Membangun Peradaban

Pandangan Islam tentang Dukun: Menjaga Kepercayaan dan Menghindari Syirik


Pandangan Islam tentang Dukun: Menjaga Kepercayaan dan Menghindari Syirik



Pengantar

Dalam konteks agama Islam, kepercayaan dan praktik spiritual memainkan peran penting dalam kehidupan umat Muslim. Namun, ketika membahas tentang dukun dan praktik supranatural, terdapat garis tipis antara kepercayaan yang diizinkan dan tindakan syirik. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pandangan Islam tentang dukun, memahami batasan-batasan yang ditetapkan oleh syariat Islam, serta dampak dan relevansinya di masyarakat Muslim modern.

Latar Belakang: Kepercayaan dan Syirik dalam Islam

Islam, sebagai agama yang monoteistik, menekankan pentingnya tawhid, yaitu kesatuan dan keesaan Tuhan. Kepercayaan kepada Allah dan mengikuti ajaran-Nya adalah dasar dari iman Islam. Namun, dalam konteks dukun dan praktik supranatural, terdapat potensi untuk terjerumus ke dalam tindakan syirik, yaitu menyekutukan Allah dengan menyembah atau bergantung pada makhluk lain.

Dukun dalam Islam

Dalam Islam, dukun adalah istilah yang mencakup berbagai praktisi yang mengklaim memiliki kemampuan supranatural atau pengetahuan gaib. Ini termasuk peramal, penyihir, dan mereka yang mengklaim dapat berkomunikasi dengan dunia gaib. Islam memiliki pandangan yang jelas tentang dukun, yang umumnya dianggap sebagai praktik syirik dan dilarang.

Al-Quran dan Hadis tentang Dukun

Al-Quran, kitab suci umat Islam, memberikan panduan tentang praktik-praktik yang diizinkan dan dilarang. diantaranya;


وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّۗ وَيَوْمَ يَقُوْلُ كُنْ فَيَكُوْنُۚ قَوْلُهُ الْحَقُّۗ وَلَهُ الْمُلْكُ يَوْمَ يُنْفَخُ فِى الصُّوْرِۗ عٰلِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ وَهُوَ الْحَكِيْمُ الْخَبِيْرُ

Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan hak (benar), ketika Dia berkata, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu. Firman-Nya adalah benar, dan milik-Nyalah segala kekuasaan pada waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah Yang Mahabijaksana, Mahateliti (Q.S. Al-An'am [6]; 73)

dan 

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا
Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya (Q.S. Al-Isra' [17]; 36)

 

Secara jelas melarang perbuatan syirik dan mengikuti praktik-praktik gaib yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Hadis, kumpulan perkataan dan tindakan Nabi Muhammad, juga memberikan peringatan tentang bahaya dukun dan praktik supranatural. Diantaranya;

 

صحيح مسلم ٨٣٦: حَدَّثَنَا أَبُو جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَتَقَارَبَا فِي لَفْظِ الْحَدِيثِ قَالَا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ حَجَّاجٍ الصَّوَّافِ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ هِلَالِ بْنِ أَبِي مَيْمُونَةَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ الْحَكَمِ السُّلَمِيِّ قَالَ
بَيْنَا أَنَا أُصَلِّي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ عَطَسَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْمِ فَقُلْتُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ فَرَمَانِي الْقَوْمُ بِأَبْصَارِهِمْ فَقُلْتُ وَا ثُكْلَ أُمِّيَاهْ مَا شَأْنُكُمْ تَنْظُرُونَ إِلَيَّ فَجَعَلُوا يَضْرِبُونَ بِأَيْدِيهِمْ عَلَى أَفْخَاذِهِمْ فَلَمَّا رَأَيْتُهُمْ يُصَمِّتُونَنِي لَكِنِّي سَكَتُّ فَلَمَّا صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبِأَبِي هُوَ وَأُمِّي مَا رَأَيْتُ مُعَلِّمًا قَبْلَهُ وَلَا بَعْدَهُ أَحْسَنَ تَعْلِيمًا مِنْهُ فَوَاللَّهِ مَا كَهَرَنِي وَلَا ضَرَبَنِي وَلَا شَتَمَنِي قَالَ إِنَّ هَذِهِ الصَّلَاةَ لَا يَصْلُحُ فِيهَا شَيْءٌ مِنْ كَلَامِ النَّاسِ إِنَّمَا هُوَ التَّسْبِيحُ وَالتَّكْبِيرُ وَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِ أَوْ كَمَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي حَدِيثُ عَهْدٍ بِجَاهِلِيَّةٍ وَقَدْ جَاءَ اللَّهُ بِالْإِسْلَامِ وَإِنَّ مِنَّا رِجَالًا يَأْتُونَ الْكُهَّانَ قَالَ فَلَا تَأْتِهِمْ قَالَ وَمِنَّا رِجَالٌ يَتَطَيَّرُونَ قَالَ ذَاكَ شَيْءٌ يَجِدُونَهُ فِي صُدُورِهِمْ فَلَا يَصُدَّنَّهُمْ قَالَ ابْنُ الصَّبَّاحِ فَلَا يَصُدَّنَّكُمْ قَالَ قُلْتُ وَمِنَّا رِجَالٌ يَخُطُّونَ قَالَ كَانَ نَبِيٌّ مِنْ الْأَنْبِيَاءِ يَخُطُّ فَمَنْ وَافَقَ خَطَّهُ فَذَاكَ قَالَ وَكَانَتْ لِي جَارِيَةٌ تَرْعَى غَنَمًا لِي قِبَلَ أُحُدٍ وَالْجَوَّانِيَّةِ فَاطَّلَعْتُ ذَاتَ يَوْمٍ فَإِذَا الذِّيبُ قَدْ ذَهَبَ بِشَاةٍ مِنْ غَنَمِهَا وَأَنَا رَجُلٌ مِنْ بَنِي آدَمَ آسَفُ كَمَا يَأْسَفُونَ لَكِنِّي صَكَكْتُهَا صَكَّةً فَأَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَظَّمَ ذَلِكَ عَلَيَّ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا أُعْتِقُهَا قَالَ ائْتِنِي بِهَا فَأَتَيْتُهُ بِهَا فَقَالَ لَهَا أَيْنَ اللَّهُ قَالَتْ فِي السَّمَاءِ قَالَ مَنْ أَنَا قَالَتْ أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ قَالَ أَعْتِقْهَا فَإِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ
حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ

Shahih Muslim 836: Telah menceritakan kepada kami Abu Ja'far Muhammad bin ash-Shabbah dan Abu Bakar bin Abi Syaibah dan keduanya berdekatan dalam lafazh hadits tersebut, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami Ismail bin Ibrahim dari Hajjaj ash-Shawwaf dari Yahya bin Abi Katsir dari Hilal bin Abi Maimunah dari 'Atha' bin Yasar dari Muawiyah bin al-Hakam as-Sulami dia berkata: "Ketika aku sedang shalat bersama-sama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba ada seorang laki-laki dari suatu kaum bersin. Lalu aku mengucapkan, 'Yarhamukallah (semoga Allah memberi Anda rahmat) '. Maka seluruh jamaah menujukan pandangannya kepadaku." Aku berkata: "Aduh, celakalah ibuku! Mengapa Anda semua memelototiku?" Mereka bahkan menepukkan tangan mereka pada paha mereka. Setelah itu barulah aku tahu bahwa mereka menyuruhku diam. Tetapi aku telah diam. Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai shalat, Ayah dan ibuku sebagai tebusanmu (ungkapan sumpah Arab), aku belum pernah bertemu seorang pendidik sebelum dan sesudahnya yang lebih baik pengajarannya daripada beliau. Demi Allah! Beliau tidak menghardikku, tidak memukul dan tidak memakiku. Beliau bersabda, 'Sesungguhnya shalat ini, tidak pantas di dalamnya ada percakapan manusia, karena shalat itu hanyalah tasbih, takbir dan membaca al-Qur'an.' -Atau sebagaimana yang disabdakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Saya berkata: 'Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sesungguhnya aku dekat dengan masa jahiliyyah. Dan sungguh Allah telah mendatangkan agama Islam, sedangkan di antara kita ada beberapa laki-laki yang mendatangi dukun.' Beliau bersabda, 'Janganlah kamu mendatangi mereka.' Dia berkata: 'Dan di antara kita ada beberapa laki-laki yang bertathayyur (berfirasat sial).' Beliau bersabda, 'Itu adalah rasa waswas yang mereka dapatkan dalam dada mereka yang seringkali menghalangi mereka (untuk melakukan sesuatu), maka janganlah menghalang-halangi mereka. -Ibnu Shabbah berkata dengan redaksi, 'Maka jangan menghalangi kalian-." Dia berkata: "Aku berkata: 'Di antara kami adalah beberapa orang yang menuliskan garis hidup.' Beliau menjawab, 'Dahulu salah seorang nabi menuliskan garis hidup, maka barangsiapa yang bersesuaian garis hidupnya, maka itulah (yang tepat, maksudnya seorang nabi boleh menggambarkan masa yang akan datang, pent) '." Dia berkata lagi, "Dahulu saya mempunyai budak wanita yang menggembala kambing di depan gunung Uhud dan al-Jawwaniyah. Pada suatu hari aku memeriksanya, ternyata seekor serigala telah membawa seekor kambing dari gembalaannya. Aku adalah laki-laki biasa dari keturunan bani Adam yang bisa marah sebagaimana mereka juga bisa marah. Tetapi aku menamparnya sekali. Lalu aku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan beliau anggap tamparan itu adalah masalah besar. Aku berkata: "(Untuk menebus kesalahanku), tidakkah lebih baik aku memerdekakannya? ' Beliau bersabda, 'Bawalah dia kepadaku.' Lalu aku membawanya menghadap beliau. Lalu beliau bertanya, 'Di manakah Allah? ' Budak itu menjawab, 'Di langit.' Beliau bertanya, 'Siapakah aku? ' Dia menjawab, 'Kamu adalah utusan Allah.' Beliau bersabda, 'Bebaskanlah dia, karena dia seorang wanita mukminah'." Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Isa bin Yunus telah menceritakan kepada kami al-Auza'i dari Yahya bin Abi Katsir dengan isnad ini hadits semisalnya. [ Shahih Menurut Ijma']

 

سنن الترمذي ١٢٥: حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ وَبَهْزُ بْنُ أَسَدٍ قَالُوا حَدَّثَنَا حَمَادُ بْنُ سَلَمَةِ عَنْ حَكِيمٍ الْأَثْرَمِ عَنْ أَبِي تَمِيمَةَ الهُجَيْمِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَتَى حَائِضًا أَوْ امْرَأَةً فِي دُبُرِهَا أَوْ كَاهِنًا فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ أَبُو عِيسَى لَا نَعْرِفُ هَذَا الْحَدِيثَ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ حَكِيمٍ الْأَثْرَمِ عَنْ أَبِي تَمِيمَةَ الْهُجَيْمِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَإِنَّمَا مَعْنَى هَذَا عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ عَلَى التَّغْلِيظِ وَقَدْ رُوِيَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَتَى حَائِضًا فَلْيَتَصَدَّقْ بِدِينَارٍ فَلَوْ كَانَ إِتْيَانُ الْحَائِضِ كُفْرًا لَمْ يُؤْمَرْ فِيهِ بِالْكَفَّارَةِ وَضَعَّفَ مُحَمَّدٌ هَذَا الْحَدِيثَ مِنْ قِبَلِ إِسْنَادِهِ وَأَبُو تَمِيمَةَ الْهُجَيْمِيِّ اسْمُهُ طَرِيفُ بْنُ مُجَالِدٍ

Sunan Tirmidzi 125: telah menceritakan kepada kami Bundar berkata: telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dan Abdurrahman bin Mahdi dan Bahz bin Asad mereka berkata: telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Hakim Al Atsram dari Abu Tamimah Al Hujaimi dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Barangsiapa menggauli wanita haid, atau menggauli wanita dari dubur, atau mendatangi dukun maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam." Abu Isa berkata: "Kami tidak mengetahui hadits ini kecuali dari hadits Hakim Al Atsram, dari Abu Tamimah Al Hujaimi, dari Abu Hurairah. Dan hanyasanya makna hadits ini menurut ahli ilmu adalah sebagai pemberat saja. Telah diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Barangsiapa mendatangi (mensetubuhi) wanita haid, maka hendaklah bersedekah dengan satu dinar." Sekiranya mendatangi wanita yang sedang haid sebuah kekufuran, maka ia tidak akan diperintahkan untuk bersedekah sebagai kafarahnya! Namun Muhammad melemahkan hadits ini dari sisi sanadnya. Dan Abu Tamimah Al Hujaimi namnya adalah Tharif bin Mujalid." [ Dishahihkan oleh Muhammad Nashiruddin al-Albani dan dihasankan oleh Abu Thahir Zubair Ali Zai ]

 

مسند أحمد ١٦٠٤١: قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي نَافِعٌ عَنْ صَفِيَّةَ عَنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ لَمْ يُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ يَوْمًا

Musnad Ahmad 16041: (Ahmad bin Hanbal radliyallahu'anhu) berkata: telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dari 'Ubaidullah berkata: telah menceritakan kepadaku Nafi' dari Shafiyah dari sebagian istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa mendatangi dukun lalu membenarkan apa yang dikatakan, tidak diterima shalatnya selama empat puluh hari." [Sanadnya Shahih sesuai dengan Syarat Muslim Menurut Syu’aib al-Arnauth]

 

Penyembuhan Islami dan Ilmu Gaib

Islam mendorong umatnya untuk mencari penyembuhan dan pemahaman tentang dunia gaib dengan cara-cara yang sesuai dengan ajaran agama. Ini termasuk doa, membaca Al-Quran, dan praktik-praktik spiritual yang sahih. Islam mengakui keberadaan makhluk gaib, seperti malaikat dan jin, tetapi menekankan bahwa mereka tidak boleh disembah atau dimintai pertolongan.

Syariat Islam dan Kesehatan Mental

Syariat Islam memberikan panduan tentang praktik-praktik yang diizinkan dalam konteks kesehatan mental dan spiritual. Ini termasuk terapi dan konsultasi psikologis yang berbasis bukti dan etika Islam. Islam mendorong umatnya untuk mencari bantuan profesional dan spiritual, tetapi dengan tetap menjaga keimanan dan kepercayaan kepada Allah.

Kontroversi dan Masyarakat Muslim Modern

Dalam masyarakat Muslim modern, isu dukun dan praktik supranatural tetap menjadi topik perdebatan dan kontroversi. Beberapa individu dan kelompok mengklaim memiliki kemampuan gaib atau menawarkan layanan dukun, yang sering kali memicu perdebatan dan kekhawatiran dalam komunitas Muslim.

Pemahaman dan Pendidikan

Penting bagi umat Muslim untuk memahami batasan-batasan yang ditetapkan oleh syariat Islam dalam konteks dukun dan praktik supranatural. Pendidikan dan pemahaman yang tepat tentang ajaran Islam dapat membantu mencegah penyebaran praktik-praktik syirik dan melindungi umat Muslim dari eksploitasi dan penipuan.

Kesimpulan

Pandangan Islam tentang dukun adalah sebuah perjalanan memahami batasan-batasan kepercayaan dan praktik spiritual. Islam mendorong umatnya untuk mencari penyembuhan dan pemahaman tentang dunia gaib dengan cara-cara yang sahih dan sesuai dengan syariat. Dengan memahami dan menerapkan ajaran Islam, umat Muslim dapat menjaga keimanan mereka dan menghindari tindakan syirik, serta menghadapi tantangan kontemporer dalam konteks kesehatan mental dan spiritual.

Dengan pengetahuan dan pemahaman yang tepat, masyarakat Muslim dapat membuat keputusan yang bijak dan melindungi diri dari praktik-praktik yang meragukan, memastikan bahwa iman dan kepercayaan mereka tetap kuat dan sesuai dengan ajaran Islam.

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar




Popular Posts

Recent Posts